Berita
Polisi Ungkap Kronologi Pemulung Di Bima Meninggal Usai Disuntik Vaksin Covid-19
Polisi tengah menelusuri penyebab seorang pemulung rongsokan bernama Lukman (34), di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, meninggal dunia usai menerima suntik vaksin Covid-19.
Published
3 tahun agoon
Sahabat-polisi.or.id – Polisi tengah menelusuri penyebab seorang pemulung rongsokan bernama Lukman (34), di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, meninggal dunia usai menerima suntik vaksin Covid-19.
“Ini sedang dilakukan penyelidikan,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat, Komisaris Besar Polisi Artanto, di Mataram, NTB, Selasa (28/12/2021).
Diketahui korban menghembuskan nafas terakhirnya sekitar pukul 12.00 WITA Selasa (28/12), di suatu gazebo di pinggir jalan, Desa Rupe, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima.
Menurut informasi, Artanto menyampaikan, sebelum meninggal, korban pada Selasa (28/12) pagi, sekitar pukul 10.30 WITA, melakukan giat vaksinasi Covid-19 di Gerai Vaksin Kepolisian Sektor Langgudu, Kabupaten Bima. Dalam gerai tersebut, polisi melaksanakan kegiatan itu bersama puskesmas.
- Polisi Ungkap Guru PNS Cabuli 15 Siswa di Cilacap Modus Iming-imingi Nilai Bagus
- Polisi Periksa 9 Saksi Terkait Pria Sulsel Jadi Joki Vaksin-Disuntik 17 Kali
- Vaksin COVID-19 aman dan halal
- Polisi Gelar 25 Titik Pemeriksaan Sertifikat Vaksin di Puncak Selama Nataru
- Polisi Antisipasi Maraknya Pemalsuan Surat Tes COVID-19 Jelang Nataru
“Yang bersangkutan didampingi anak tirinya melakukan vaksinasi di Polsek Langgudu. Di sana yang bersangkutan mendapat vaksin CoronaVac,” ujarnya.
Menurut informasi tim medis yang melakukan suntik vaksin Covid-19, korban sudah lolos dalam tahapan pengecekan kesehatan. Seluruh tahapan, jelas Artanto, sudah dilaksanakan tim medis sesuai prosedur.
“Jadi SOP sudah dilaksanakan tim secara benar. ‘Penapisan dan observasi itu sudah. Tensi-nya itu juga normal 120/80, yang bersangkutan juga tidak sakit sehingga diberikan suntik vaksin. Hasil observasi juga tidak ada keluhan,” ujarnya.
Namun ada informasi lain dari anak tiri Lukman, Wilandra (17), kata dia, sepekan sebelum mendapatkan vaksin Covid-19, ayahnya sering mengeluh sakit kepala dan demam.
“Sakit kepala, demam, itu sudah sepekan lamanya. Kemudian dia (Lukman) ada juga konsumsi obat,” ucap dia.
Lebih lanjut, Artanto menyampaikan jenazahnya telah dipindahkan polisi bersama petugas lain.
- Polisi Ungkap Guru PNS Cabuli 15 Siswa di Cilacap Modus Iming-imingi Nilai Bagus
- Polisi Periksa 9 Saksi Terkait Pria Sulsel Jadi Joki Vaksin-Disuntik 17 Kali
- Vaksin COVID-19 aman dan halal
- Polisi Gelar 25 Titik Pemeriksaan Sertifikat Vaksin di Puncak Selama Nataru
- Polisi Antisipasi Maraknya Pemalsuan Surat Tes COVID-19 Jelang Nataru
Kabar duka ini pun telah disampaikan ke keluarga korban yang berada di Dusun Segenit, Desa Suradadi, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur.
Bahkan polisi bersama Dinas Kesehatan setempat telah berkomunikasi dengan keluarga korban perihal rencana penyelidikan polisi untuk mengungkap penyebab kematian Lukman dengan mengautopsi jenazah.
“Tetapi dari keluarga menolak autopsi dan memilih untuk segera dimakamkan,” kata dia.
Kini jenazah Lukman sedang dalam perjalanan darat dari Kabupaten Bima menuju kampung halamannya di Kabupaten Lombok Timur. “Jenazahnya dibawa langsung ke Lombok Timur pakai ambulan milik puskesmas,” ucap Artanto. (Sumber: Antara)
You may like
Dukung Program Ketahanan Pangan Pemerintah, Kapolres Bireuen Menyerahkan 3000 Bibit Ikan Nila Kemasyarakat
ketua Umum Sahabat Polisi Indonesia Apresiasi Polri dalam Pemberantasan Judol, Tanpa Tebang Pilih
Polisi Selidiki Video Pria Pura-pura Tertabrak Mobil, Diduga Hendak Memeras
Jaga Kekayaan Desa Adat di Bali, Kapolri Kukuhkan Bankamda dan Sipandu Beradat
Ancaman Mandau Terbang Mulai Bermunculan, Polisi Didesak Tindak Edy Mulyadi Terkait “Kalimantan”
Kapolri Listyo Sigit Mutasi dan Rotasi 200 Perwira Polisi
Pingback: Polisi Duga Bentrokan di Sorong Ada Pengaruh Miras - SAHABAT POLISI INDONESIA Polisi Duga Bentrokan di Sorong Ada Pengaruh Miras